Pistol atau senjata api yang biasa dipakai mata-mata secret service dsb
Seorang aparat intelijen atau agen
intel sering kali berhadapan dengan situasi yang membahayakan dirinya, bahkan
risiko kematian adalah konsekuensi yang sering kali harus dibayar. Untuk menghindari
hilangnya nyawa saat bertugas, atau paling tidak meminimalisir kemungkinan
gugur dalam tugas, setiap agen intel harus dibekali dengan kemampuan
menggunakan senjata api.
Jika melihat dari jenis senjata
yang dibeli dari PT.PINDAD, adalah jenis senjata laras panjang dan laras
pendek, bukan spesifikasi TNI, namun untuk kebutuhan operasional BIN.
Terlepas dari polemik pengadaan
senjata api oleh sebuah institusi pemerintah yang tampaknya merupakan
bumbu-bumbu perpolitikan di tanah air, kita mungkin tertarik akan satu hal,
yaitu mengenai jenis dan tipe senjata api apa saja yang biasa digunakan oleh
kalangan aparat intelijen dalam melaksanakan tugas rahasianya.
Berbicara tentang senjata api
aparat intelijen tentu agak berbeda dengan jenis atau tipe senjata api yang
digunakan oleh aparat TNI di medan pertempuran terbuka, atau anggota polisi
yang tengah mengungkap sebuah kasus kriminal. Tentara sesuai dengan bidang
tugasnya yang lebih mengedepankan show of
force agar ditakuti lawan, maka perlu untuk memperlihatkan kekuatannya di
mata musuh. Ini diperlukan agar musuh sedapat mungkin terpengaruh dengan power
yang ditunjukkan.
Namun kondisi di atas agak berbeda
ketika seorang agen intel yang tengah menyamar (undercover) melakukan aksinya. Ia harus dengan lihai menyembunyikan
senjata apinya di sudut-sudut lekuk tubuhnya. Untuk itulah maka senjata yang
digunakan oleh aparat intel pada umumnya agak berbeda dengan senjata api
organik tentara maupun polisi. Tetapi dalam beberapa situasi tertentu, senjata
api standard organik militer atau polisi, kerap kali tetap digunakan.
Berikut kita coba untuk ‘menguliti’
sedikit beberapa senjata api yang menjadi primadona para agen intel dalam
melakukan tugas klandestinnya. Tulisan ini tidak ‘saklek’ seperti demikian di
lapangan, karena pada kenyataannya seorang agen yang terjun ke arena tugas,
secara fleksibel dapat memilih sendiri jenis senjata api yang mereka ingin bawa,
bahkan bisa ganti-ganti model dan tipe yang sesuai selera si agen, selama
persediaan masih ada.
1.
Sig P229
Senjata
api laras pendek (sidearms) ini
adalah menjadi primadona bagi sejumlah organisasi intelijen di Amerika. Sebut saja
para agen Homeland Security, mereka menjadikan Sig P229 ini sebagai senjata api
standard organik mereka.
Pistol
semi-otomatis produk pabrikan Sig Sauer yang merupakan varian model
pendahulunya, Sig P226 ini, mengusung amunisi kaliber 9x19mm dan .357 SIG.
P229
berukuran sedikit lebih kompak dibanding P226 dan sehingga sangat memungkinkan
diperuntukkan sebagai conceal carry
weapon, sedikit berbeda dengan P226 yang digunakan oleh polisi maupun
senjata api militer lapangan.
SIG P229 |
SIG P229 (kiri) vs SIG P226 (kanan) |
Jenis
pistol ini adalah senjata api organik militer-nya negeri Paman Sam. Ia digunakan
oleh tentara Amerika sebagai sidearms-nya.
Pistol jenis ini sesungguhnya lebih cocok digunakan sebagai senjata api
lapangan. Selain karena ukurannya yang relatif gede dan panjang, pistol ini
juga memuat banyak peluru. Ada 15 butir peluru ukuran 9x19mm yang berbaris
zig-zag di dalam kotak magasennya.
Di
tangan seorang agen intel, pistol ini hanya digunakan pada situasi di mana si
agen tersebut tengah melakukan tugas di lapangan berdampingan dengan kalangan
militer. Si agen intel tentu perlu menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Maka
dari itu, pistol ini lebih banyak diselipkan di pinggang atau di bawah ketiak
yang dibungkus dalam holster ketimbang disembunyikan di balik baju.
Jika
dalam operasi tertutup atau kegiatan undercover,
pistol ini cukup sulit disembunyikan karena ukurannya, sehingga kurang
sesuai
digunakan dalam operasi intelijen. Tetapi toh pada kenyataan, para
perwira CIA yang bertugas di medan tempur, lebih memilih pistol jenis
ini.
Beretta M9 |
Pabrik
pistol Glock adalah termasuk pabrik senjata api laras pendek yang paling agresif dalam memproduksi senjata api
genggam. Dengan andalan bentuknya yang simple dan bersifat kubikal, Glock
banyak diminati oleh organisasi kepolisian di seluruh dunia. Tidak kurang dari
48 negara telah menggunakan produk Glock tersebut. Bukan saja oleh kalangan
aparat, namun ternyata kalangan sipil pun banyak yang kepincut dengan pistol
produksi Austria ini.
Salah
satu keunggulan produk Glock sehingga menjadi trend adalah karena pistol ini dibuat ke dalam berbagai macam
ukuran namun dengan tetap mempertahankan bentuk dasarnya yang persegi sebagai
ciri khas Glock. Selain itu rangka dasar yang terbuat dari bahan polimer, yaitu
campuran antara metal dan plastik, membuat pistol Glock relatif lebih ringan
dibanding pistol merk lain.
Jika
seorang agen intel akan melakukan tugas tertutup, maka pilihan Glock versi
mungil, seperti Glock 19 atau Glock 36, akan menjadi senjata api andalan dalam
tugasnya.
GLOCK 19 |
GLOCK 36 |
Colt
1911 adalah senjata api genggam legendaris ciptaan John Moses Browning
yang
sudah berkiprah lebih dari satu abad. Kestabilan dan keandalan senjata
api semi-otomatis ini telah dibuktikan di berbagai peperangan, mulai
dari perang dunia ke-I, ke-II, perang Korea, perang Vietnam, hingga
peperangan di abad milenium. Sehingga jasanya akan sulit dilupakan oleh
kalangan militer maupun aparat intelijen.
Terlebih,
Colt 1911 telah banyak dimodifikasi ke dalam berbagai varian untuk menyesuaikan
dengan penggunaan masa kini, selain lebih ringan dan lebih kecil, Colt versi
modifikasi juga dapat menampung lebih banyak amunisi. Awalnya Colt 1911 ini dirancang
dengan susunan amunisi lurus yang hanya berkapasitas 7 butir, kini dengan
susunan amunisi double-stacked (zig-zag),
kotak magasennya dapat menampung hingga 14 butir peluru kaliber .45 ACP.
Dalam
melaksanakan tugas-tugas tertutup, para petugas intel sering kali
membekali dirinya dengan pistol Colt 1911 ini, tentu dengan versi
modifikasinya yang lebih pendek
ketimbang versi aslinya agar mudah disembunyikan.
COLT 1911 |
COLT 1911 |
5. Walther PP
Walther
PP adalah pistol legendaris sejak perang dunia ke-2. Bentuknya yang mungil
telah menjadi andalan para agen spionase di berbagai negara. Ukurannya yang
segenggaman orang dewasa menjadi keuntungan bagi aparat intel yang membawanya,
tentu karena akan mudah diselipkan di balik baju atau bahkan dengan holster
khusus, diselipkan di balik celana di betis kaki.
Bahkan
bobotnya yang cukup ringan, membuat para agen intelijen wanita banyak yang kedapatan
menyembunyikan pistol nan mungil ini di paha bagian dalam di balik roknya.
Walaupun
kecil, namun dengan rancangan negeri Jerman ini, Walther PP mempunyai daya impact yang sangat mengagumkan.
Bahkan
rumor pada momen menyerahnya pasukan Nazi Jerman kepada sekutu di akhir perang
dunia-2, Hitler bunuh diri dengan menembakkan pistol jenis ini ke kepalanya. Namun
rumor belakangan ini menyangsikan aksi bunuh diri Hitler pada momen tersebut.
Keandalan
pistol ini juga telah membuat para sineas film fiksi James Bond, agen 007,
menggunakan pistol Walther PPK di banyak adegannya. Seperti ingin memberikan
label bahwa Walther PPK adalah pistol andalan para agen spionase tingkat dunia.
Sesungguhnya
Walther PPK adalah versi standard polisi Jerman. Tambahan huruf “K” pada PPK,
adalah inisial dari kata “Kurz” yang berarti “pendek”.
Pistol
semi-otomatis produk negeri beruang merah ini, tidak dapat dipungkiri
keandalannya. Dari mulai polisi hingga pasukan khusus militer Rusia dan
negara-negara blok timur, pernah menggunakan pistol jenis ini. Tidak
disangsikan lagi para agen KGB sangat kesengsem dengan pistol jenis
Makarov ini.
Ukurannya
yang mungil, yang semestinya lebih cocok digunakan untuk operasi
klandestin
tertutup, tidak membuat pihak militer melupakan keandalan pistol Makarov
ini. Oleh karena ini kita sering lihat di film-film layar lebar bahwa
peran seorang perwira militer selalu menyandang pistol ini.
Walaupun
rancangan dasarnya mengikuti rancangan pistol Walther PPK, namun dengan desain
yang lebih kompak, Makarov lebih menjadi andalan sebagai senjata api organik
negara-negara blok timur. Bahkan TNI di beberapa kesatuan, masih menggunakan
pistol produk negeri eks Uni Soviet ini.
MAKAROV kal. 9x18mm |
Pistol
semi-otomatis karya anak bangsa ini, pernah dan mungkin saja masih menjadi
andalan petugas intelijen di tanah air. Penggunaan pistol P2 ini tampaknya
lebih menjunjung tinggi aspek kebanggaan terhadap produk domestik. Karena pistol
P2 ini sesungguhnya lebih sesuai untuk senjata api pertempuran, mengingat
ukuran dan bobotnya yang relatif besar dan berat, walau daya tembusnya tidak diragukan lagi.
Namun
sejalan dengan visi dan misi pimpinan lembaga intelijen di tanah air, kini
cukup banyak jenis dan tipe senjata api yang bisa dipilih dan digunakan oleh
para agen intelijennya.
PINDAD P2 |
Pistol
hasil karya John Moses Browning yang mulai naik produksi tahun 1935 ini, mirip
dengan kakak kandungnya Colt 1911. Mereka sama-sama memiliki keandalan tinggi
dan telah memiliki kiprah di dunia pertempuran yang cukup panjang. Bahkan kehebatannya
masih tetap menjadi tumpuan di sejumlah kesatuan militer dunia, tidak
terkecuali Indonesia.
Pistol
Browning Hi-Power (Browning HP) ini sering menjadi senjata api sebagai
kelengkapan petugas intel dari kalangan militer tanah air. Bentuknya yang cukup
ramping namun tetap memiliki jiwa sebagai senjata api pertempuran, membuat
pistol ini dapat secara fleksibel digunakan, baik untuk tugas-tugas
pertempuran, maupun tugas klandestin tertutup.
Browning
HP, mampu melesatkan peluru dari moncongnya sejauh 50 meter. Dan dengan kaliber
9x19mm parabellum, kotak magasennya dapat menampung hingga 13 hingga 15 butir
peluru sekaligus.
Pada
aspek penggunaan, Browning HP ini adalah sesungguhnya sebagai jawaban atas
kebutuhan akan senjata api genggam oleh militer Perancis. Namun pistol ini juga
dilempar ke pasar sipil, hingga banyak digunakan oleh organisasi kriminal,
mafia dan gangster pada sekitar akhir tahun 1930-an di Amerika.
Yang
lebih unik lagi, pada era perang dunia ke-2, Browning HP digunakan oleh kedua
kubu yang berseteru, baik sekutu maupun Nazi Jerman. Ini dikarenakan ketika
pasukan Hitler berhasil mengokupasi Belgia di mana pabrik pistol Browning
berada, maka setelah pabrik senjata api tersebut dikuasai, pasukan Jerman pun
menggunakan Browning HP disamping pistol Luger yang juga melegenda.
9.
H&K MP5 Sub-Machine Gun
Di
samping senjata api laras pendek, organisasi intel pun melengkapi operasinya
dengan senjata api otomatis. Senjata api otomatis, atau biasa disebut sub-machine gun ini, digunakan pada
operasi-operasi khusus, seperti pengamanan pada penangkapan seorang agen lawan,
atau operasi khusus berkelompok yang membutuhkan power lebih besar ketimbang
sebuah senjata api laras pendek.
Sebut
saja senapan otomatis MP5. Senjata produk pabrikan Heckler & Koch Jerman
ini telah diproduksi sejak tahun 1966. Dengan menggunakan amunisi yang sama
dengan yang digunakan oleh pistol semi-otomatis kebanyakan, yaitu kaliber
9x19mm parabellum, membuat MP5 banyak diminati oleh pasukan khusus, tidak
terkecuali Navy SEAL Amerika, bahkan Kopassus TNI AD.
Beratnya
yang hanya 2,5 sampai 3 kg dan panjangnya yang hanya sekitar 70 cm ini, membuat
MP5 praktis dibawa dan digunakan sebagai senjata api pada perang kota (urban warfare) dan pada pertempuran CQB
(Closed Quarter Battle) dalam misi
penumpasan teroris.
. 10. UZI
Sub-Machine Gun
Hampir
tidak ada yang tidak mengenal senapan UZI. Senapan karya negeri zionis Israel
ini, banyak digunakan oleh organisasi keamanan negara, disamping pula digunakan
oleh kalangan militer. Bentuknya yang unik dan kompak, membuat banyak negara
meminati senapan otomatis ini.
Berbeda
dari senapan otomatis kebanyakan yang memisahkan antara pistol grip dan kotak magasen, UZI justru menyatukan keduanya. Rancangan
ini cukup revolusioner pada masanya yang memiliki andil dalam memperkecil
panjang keseluruhannya.
UZI
sangat populer digunakan pada operasi-operasi tertutup, karena panjangnya yang
hanya 44cm (tanpa popor lipat), dan kotak magasen berkapasitas 30 butir peluru,
membuat senapan otomatis ini mudah disembunyikan di balik jaket atau jas seorang
agen.
Di
dalam kemungilannya, UZI mengusung mekanisme penembakan blowback action. Dan dengan amunisi kaliber 9x19mm yang banyak
ditemukan di pasaran, UZI memiliki kecepatan rata-rata tembakan 600 butir/ menit.
Dengan rate of fire tersebut, butir peluru yang melesat dari moncong UZI,
memiliki kecepatan sebesar 400 meter per detik. Kelebihan ini lah yang
menyebabkan UZI menjadi favorit di kalangan militer, polisi dan badan intelijen,
bahkan semenjak pertama diproduksi pada awal tahun 1950-an, UZI sudah
diproduksi lebih dari 10 juta unit.
Catatan :
- Di beberapa situs disebutkan adanya penggunaan senjata rahasia bak di film-film spionase, seperti senapan laras panjang berbentuk gagang payung, atau pistol berbentuk kotak rokok dan lain sebagainya. Gambaran-gambaran tersebut memang ada di kehidupan nyata, namun tidak semua agen lapangan dibekali senjata-senjata rahasia jenis tersebut.
- Dalam menghadapi situasi yang tidak terduga, seorang agen intel harus mampu menggunakan berbagai senjata api, oleh karena itu, dalam masa pendidikan dasar intelijen, seorang taruna intelijen diperkenalkan dengan segala macam senjata api, baik laras pendek maupun panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar