Tank Medium Pindad Harimau Hitam
Tank kelas medium berbobot 30 ton itu mencuri perhatian pengunjung saat memasuki Hal D Indo Defense 2018 yang digelar di Jakarta International Expo atau JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. "Nama resminya belum ada, tapi kami panggil dengan Harimau," ujar Bidang publikasi PT Pindad Ryan saat ditemui di JIexpo, Jakarta Pusat, Jumat 9 November 2018.
Ryan mengatakan, Tank Harimau merupakan keluaran terbaru dari PT Pindad yang telah melewati uji, seperti uji lintas, ketahanan, main blast hingga uji tembak. Tank ini pun telah lulus uji sertifikasi dari Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat.
Tank medium ini memiliki kemampuan terkini pertahanan balistik dan anti ranjau. Tank generasi terbaru ini dilengkapi dengan kemampuan daya gempur yang luas mulai dari perlindungan jarak dekat untuk pasukan infantri hingga pertempuran antar kendaraan tempur.
Tank tersebut memiliki bobot 30 ton, power to weight ratio 24 HP/ton, kecepatan maksimal lebih dari 70 kilometer per jam dan dapat menampung 3 orang kru yang terdiri dari komandan, penembak, dan pengemudi. Tank Medium ini memiliki senjata utama turret kaliber 105 mm yang memiliki daya hancur besar.
Medium tank dilengkapi dengan berbagai teknologi terbaru, seperti sistem kewaspadaan mandiri, hunter killer system, perlindungan pasif (laser warning system), battle management system, serta proteksi hingga level 5. Turret medium tank memiliki mekanisme autoloader dengan 12 butir peluru di turret dan 26 butir peluru cadangan di dalam hull.
Ryan menyebutkan, desain medium tank dibuat sesuai dengan kriteria kebutuhan dari pengguna, dengan didasarkan pada strategi pertempuran modern yang mudah untuk mobilisasi. "Salah satu keunggulan Medium Tank adalah mobilisasi, Harimau ini mempunyai kecepatan 70 km perjam," ujarnya.
Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose dalam keterangan tertulisnya mengatakan tank medium tersebut merupakan salah satu produk militer PT Pindad terbaik tahun ini. Pindad pun sudah merencanakan untuk memproduksi secara masal. "Untuk tahun 2019 kapasitas produksi sudah siap 50 unit per tahun, dan akan lebih besar lagi di tahun berikutnya, ditingkatkan sampai 80 unit per tahun," kata dia.
Satu unit medium tank buatan PT Pindad kebal diledakkan. Tank masih utuh meski diledakkan menggunakan bahan ledak TNT.
Proses peledakan dilakukan PT Pindad di Lapangan Tembak Pussenarmed, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (12/7/2018). Pengujian itu merupakan bagian dari penyelesaian kontrak joint production Tank Medium Pindad dengan Kementerian Pertahanan.
Tank diledakkan dengan cara menanam 8 kilogram TNT di bawah hull dan 10 kilogram TNT di track ranjau. Untuk mensimulasikan awak kendaraan, dipasang sebuah manekin khusus (crush test dummy) yang dilengkapi sensor untuk mengukur daya rusak akibat ledakan, sehingga besaran cedera terhadap personel di dalamnya bisa diketahui.
Setelah diledakkan, tank medium hasil pengembangan Pindad dan FNSS Turki tersebut terlihat masih utuh. Hanya ada beberapa komponen di bagian roda yang mengalami kerusakan kecil.
"Uji ledak ranjau ini merupakan yang pertama di Indonesia yang dilakukan terhadap produk tank medium," kata Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose dalam rilis yang diterima detikcom.
Abraham mengatakan pengujian ini dilakukan sebagai sarana memberikan pengetahuan dan pemahaman komprehensif tentang perancangan dan pengujian perlindungan kendaraan tempur terhadap ledakan ranjau sesuai internasional STANAG 4569.
"Pengujian juga dilakukan untuk verifikasi desain sesuai level proteksi ranjau yang ditetapkan TNI AD dan menguji kemampuan kendaraan dalam melindungi awak kendaraan dari ancaman ranjau yang ditetapkan dalam standar, sehingga awak di dalamnya tidak mengalami luka atau cedera fatal yang menyebabkan kematian," ucapnya.
Tank medium merupakan program pemerintah yang termasuk pada 7 pengembangan strategis Kementerian Pertahanan untuk meningkatkan kemampuan BUMNIS agar dapat bersaing dengan industri pertahanan luar negeri.
Tank medium generasi terbaru ini dilengkapi kemampuan perlindungan yang luas, dari perlindungan jarak dekat untuk pasukan infantri hingga pertempuran antar-kendaraan tempur.
Tank medium Pindad memiliki bobot tempur 32 ton, daya engine 711 HP dilengkapi transmisi otomatis, kecepatan maksimal 70 km/jam, dapat menampung 3 kru, yang terdiri dari komandan, penembak, dan pengemudi, serta memiliki senjata utama turret kaliber 105 mm yang memiliki daya hancur besar.
Tank medium dilengkapi berbagai teknologi terbaru, seperti sistem kewaspadaan mandiri, hunter killer system, perlindungan pasif (laser warning system), battle management system, serta proteksi balistik yang tinggi. Turret tank medium memiliki mekanisme autoloader dengan 12 butir peluru di turret dan 26 butir peluru cadangan di dalam hull.
Baca juga: Sultan Brunei Ingin Beli Alutsista Buatan Indonesia
Abraham mengatakan setelah dites, tank medium akan dipersiapkan untuk serangkaian uji lainnya, seperti uji sertifikasi bersama TNI AD. Setelah mendapat sertifikat lulus uji coba dari TNI AD, dilanjutkan pada tahapan produksi untuk memenuhi kebutuhan modernisasi tank medium di TNI AD dan pasar ekspor.
"Untuk mass production, setelah uji coba ini nanti uji lintas lagi, setelah itu dapat sertifikat. Kita usahakan tahun ini bisa mass production," terangnya.
Sementara itu, Wakasad TNI AD Letjen Tatang Sulaiman menyatakan hal serupa. Ia mengaku puas atas minimnya kerusakan terhadap bodi tank meski sudah diledakkan. Dia mengaku akan menunggu laporan mengenai informasi cedera dari manekin yang ditempatkan di dalam tank.
"Kami akan melihat uji coba yang lain. Nanti akan ada uji lintas, bagaimana tank melintas di berbagai lintasan, seperti perbukitan, bagaimana kalau menanjak, atau di atas lumpur," ucapnya.
PT Pindad (Persero) melaksanakan uji daya gempur Medium Tank karya anak bangsa meliputi firing test atau uji tembak pada 27 Agustus 2018 di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) TNI AD Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Rangkaian uji ini merupakan kegiatan sertifikasi yang dilaksanakan oleh Dislitbangad untuk mengetahui kemampuan daya gempur Medium Tank dalam kondisi baik, memenuhi persyaratan dan spesifikasi desain. Acara dihadiri oleh Dankodiklat TNI AD Mayjen TNI A.M. Putranto, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kementerian Pertahanan, Bondan Tiara Sofyan, perwira tinggi TNI, pejabat Kementerian BUMN, Direksi BUMN klaster NDHI serta Direksi dan Komisaris Pindad . Kabidlaik Kementerian Pertahanan dan Kadislitbangad memberikan testimoni bagaimana proses uji dan sertifikasi Medium Tank hingga saat ini. Uji daya gempur / Firing Test ini dilakukan untuk menguji fungsi penembakan dari turret 105 mm yang merupakan senjata utama Medium Tank yang memiliki daya hancur besar. Turret Medium Tank dipersenjatai dengan canon kaliber 105 mm yang mampu menembakkan berbagai tipe munisi kaliber 105 mm. Uji tembak dilakukan sejak tanggal 25 - 27 Agustus 2018. Uji daya gempur dilakukan pada saat tank statis dan saat kondisi bergerak. Uji ini juga bertujuan untuk menunjukan kemampuan lock on pada satu titik sementara tank bergerak, kemampuan tembak tank dalam kondisi statis dari semua sisi serta kemampuan tembak tank pada sasaran tetap dalam kondisi tank bergerak. Uji tembak / firing test akan dilakukan dalam beberapa sesi. Sesi tembak pertama untuk menembak sasaran jaring pada titik-titik tertentu dengan tipe munisi TPCSDS-T. Sesi kedua akan menembak sasaran plat dengan tipe munisi HEP-T untuk simulasi kemampuan menggempur rantis. Sesi ketiga akan menembak moving target dengan tipe munisi TPCSDS tanpa jeda. Rangkaian uji ini merupakan kegiatan sertifikasi yang dilaksanakan oleh Dislitbangad.
Sumber :
https://news.detik.com/berita/d-4112307/tank-medium-buatan-pindad-kebal-kena-ledakan-tnt
https://news.detik.com/berita/d-4291276/penampakan-tank-harimau-buatan-pindad-yang-lincah-akurat-menembak
https://travel.tempo.co/read/1183695/melongok-peninggalan-perang-dunia-ii-di-hutan-papua-barat
Proses peledakan dilakukan PT Pindad di Lapangan Tembak Pussenarmed, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (12/7/2018). Pengujian itu merupakan bagian dari penyelesaian kontrak joint production Tank Medium Pindad dengan Kementerian Pertahanan.
Tank diledakkan dengan cara menanam 8 kilogram TNT di bawah hull dan 10 kilogram TNT di track ranjau. Untuk mensimulasikan awak kendaraan, dipasang sebuah manekin khusus (crush test dummy) yang dilengkapi sensor untuk mengukur daya rusak akibat ledakan, sehingga besaran cedera terhadap personel di dalamnya bisa diketahui.
Setelah diledakkan, tank medium hasil pengembangan Pindad dan FNSS Turki tersebut terlihat masih utuh. Hanya ada beberapa komponen di bagian roda yang mengalami kerusakan kecil.
"Uji ledak ranjau ini merupakan yang pertama di Indonesia yang dilakukan terhadap produk tank medium," kata Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose dalam rilis yang diterima detikcom.
Abraham mengatakan pengujian ini dilakukan sebagai sarana memberikan pengetahuan dan pemahaman komprehensif tentang perancangan dan pengujian perlindungan kendaraan tempur terhadap ledakan ranjau sesuai internasional STANAG 4569.
"Pengujian juga dilakukan untuk verifikasi desain sesuai level proteksi ranjau yang ditetapkan TNI AD dan menguji kemampuan kendaraan dalam melindungi awak kendaraan dari ancaman ranjau yang ditetapkan dalam standar, sehingga awak di dalamnya tidak mengalami luka atau cedera fatal yang menyebabkan kematian," ucapnya.
Tank medium merupakan program pemerintah yang termasuk pada 7 pengembangan strategis Kementerian Pertahanan untuk meningkatkan kemampuan BUMNIS agar dapat bersaing dengan industri pertahanan luar negeri.
Tank medium generasi terbaru ini dilengkapi kemampuan perlindungan yang luas, dari perlindungan jarak dekat untuk pasukan infantri hingga pertempuran antar-kendaraan tempur.
Tank medium Pindad memiliki bobot tempur 32 ton, daya engine 711 HP dilengkapi transmisi otomatis, kecepatan maksimal 70 km/jam, dapat menampung 3 kru, yang terdiri dari komandan, penembak, dan pengemudi, serta memiliki senjata utama turret kaliber 105 mm yang memiliki daya hancur besar.
Tank medium dilengkapi berbagai teknologi terbaru, seperti sistem kewaspadaan mandiri, hunter killer system, perlindungan pasif (laser warning system), battle management system, serta proteksi balistik yang tinggi. Turret tank medium memiliki mekanisme autoloader dengan 12 butir peluru di turret dan 26 butir peluru cadangan di dalam hull.
Baca juga: Sultan Brunei Ingin Beli Alutsista Buatan Indonesia
Abraham mengatakan setelah dites, tank medium akan dipersiapkan untuk serangkaian uji lainnya, seperti uji sertifikasi bersama TNI AD. Setelah mendapat sertifikat lulus uji coba dari TNI AD, dilanjutkan pada tahapan produksi untuk memenuhi kebutuhan modernisasi tank medium di TNI AD dan pasar ekspor.
"Untuk mass production, setelah uji coba ini nanti uji lintas lagi, setelah itu dapat sertifikat. Kita usahakan tahun ini bisa mass production," terangnya.
Sementara itu, Wakasad TNI AD Letjen Tatang Sulaiman menyatakan hal serupa. Ia mengaku puas atas minimnya kerusakan terhadap bodi tank meski sudah diledakkan. Dia mengaku akan menunggu laporan mengenai informasi cedera dari manekin yang ditempatkan di dalam tank.
"Kami akan melihat uji coba yang lain. Nanti akan ada uji lintas, bagaimana tank melintas di berbagai lintasan, seperti perbukitan, bagaimana kalau menanjak, atau di atas lumpur," ucapnya.
PT Pindad (Persero) melaksanakan uji daya gempur Medium Tank karya anak bangsa meliputi firing test atau uji tembak pada 27 Agustus 2018 di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) TNI AD Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Rangkaian uji ini merupakan kegiatan sertifikasi yang dilaksanakan oleh Dislitbangad untuk mengetahui kemampuan daya gempur Medium Tank dalam kondisi baik, memenuhi persyaratan dan spesifikasi desain. Acara dihadiri oleh Dankodiklat TNI AD Mayjen TNI A.M. Putranto, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kementerian Pertahanan, Bondan Tiara Sofyan, perwira tinggi TNI, pejabat Kementerian BUMN, Direksi BUMN klaster NDHI serta Direksi dan Komisaris Pindad . Kabidlaik Kementerian Pertahanan dan Kadislitbangad memberikan testimoni bagaimana proses uji dan sertifikasi Medium Tank hingga saat ini. Uji daya gempur / Firing Test ini dilakukan untuk menguji fungsi penembakan dari turret 105 mm yang merupakan senjata utama Medium Tank yang memiliki daya hancur besar. Turret Medium Tank dipersenjatai dengan canon kaliber 105 mm yang mampu menembakkan berbagai tipe munisi kaliber 105 mm. Uji tembak dilakukan sejak tanggal 25 - 27 Agustus 2018. Uji daya gempur dilakukan pada saat tank statis dan saat kondisi bergerak. Uji ini juga bertujuan untuk menunjukan kemampuan lock on pada satu titik sementara tank bergerak, kemampuan tembak tank dalam kondisi statis dari semua sisi serta kemampuan tembak tank pada sasaran tetap dalam kondisi tank bergerak. Uji tembak / firing test akan dilakukan dalam beberapa sesi. Sesi tembak pertama untuk menembak sasaran jaring pada titik-titik tertentu dengan tipe munisi TPCSDS-T. Sesi kedua akan menembak sasaran plat dengan tipe munisi HEP-T untuk simulasi kemampuan menggempur rantis. Sesi ketiga akan menembak moving target dengan tipe munisi TPCSDS tanpa jeda. Rangkaian uji ini merupakan kegiatan sertifikasi yang dilaksanakan oleh Dislitbangad.
Sumber :
https://news.detik.com/berita/d-4112307/tank-medium-buatan-pindad-kebal-kena-ledakan-tnt
https://news.detik.com/berita/d-4291276/penampakan-tank-harimau-buatan-pindad-yang-lincah-akurat-menembak
https://travel.tempo.co/read/1183695/melongok-peninggalan-perang-dunia-ii-di-hutan-papua-barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar