Perbedaan Senjata Api Pistol dan Revolver
Perbedaan Senjata Api Pistol dan Revolver - Kita tentu sering menyaksikan berita di TV mengenai kasus
tembak-menembak antara polisi dan perampok atau teroris. Dan umumnya
orang langsung berasumsi bahwa polisi dan lawannya sama-sama menggunakan
pistol. Tapi tahukah anda, bahwa ada 2 kategori utama dalam dunia
senjata api genggam (handgun) ? Kedua kategori itu ialah Pistol dan Revolver.
PISTOL vs REVOLVER |
Pada umumnya masyarakat awam menganggap bahwa Pistol dan Revolver sama
saja. Keduanya adalah senjata api laras pendek yang dapat dioperasikan
hanya dengan satu tangan dan ukurannya cukup kecil serta ramping
sehingga dapat diselipkan di pinggang.
Ketidak-tahuan masyarakat tentang hal tersebut tentu dapat dimengerti
karena masyarakat awam pada umumnya tidak terlalu memperhatikan secara
detail perbedaan kedua jenis senjata api tersebut, selain itu juga
mungkin karena akses masyarakat terhadap senjata api di negeri ini
sangat dibatasi oleh pemerintah.
Namun untuk kalangan tertentu yang menggeluti dunia senjata api, seperti
aparat keamanan, tentara atau para pehobby menembak, tentu perbedaan
tersebut cukup mendasar. Perbedaan mendasar tersebut disebabkan adanya
perbedaan bentuk rangka utama (frame) serta mekanisme kerja dari kedua kategori senjata api tersebut.
Untuk membahas perbedaan tersebut, Tim Zona Pertahanan berusaha mengupas
materi tentang Perbedaan PISTOL dan REVOLVER, mulai dari sejarah
penamaan, terminologi, mekanisme penembakan hingga amunisi yang
digunakan kedua kategori senjata api tersebut.
Sejarah :
Pistol sejatinya mulai memasuki jajaran persenjataan kerajaan-kerajaan
di Eropa sekitar abad ke-16. Istilah Pistol sendiri diperkenalkan di
daratan Inggris pada tahun 1570. Kata Pistol diadopsi dari bahasa
Perancis, Pistolet, yang sudah muncul 20 tahun sebelumnya.
Sempat timbul perdebatan di kalangan ahli sejarah mengenai munculnya istilah Pistol, ada yang mengklaim bahwa kata tersebut berasal dari Jerman, pitschale, pitschole, petsole, bahkan ada yang menyebutkan berasal dari negeri Cheko.
Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, pada intinya istilah Pistol
pada awalnya adalah istilah yang digunakan untuk menamakan sebuah
senjata berbentuk meriam genggam (Hand Cannon) yang dapat di bawa-bawa oleh penggunanya (portabel).
Sesuai dengan sifatnya pada masa itu, sebuah pistol hanya dapat
memuntahkan satu butir peluru saja untuk selanjutnya diisi kembali
dengan peluru berikutnya jika ingin melakukan penembakan lagi. Hal ini
hampir tidak berubah sampai ditemukannya teknologi yang lebih maju pada
abad ke-19, yaitu dengan ditemukannya senjata api jenis Revolver oleh seorang berkebangsaan Amerika bernama Samuel Colt pada tahun 1836.
Revolver Rancangan S. Colt |
Senjata api jenis revolver ini sangat digemari pada masanya, terutama di wilayah Wild West yang sekarang lebih dikenal dengan daerah bagian Barat negeri Paman Sam. Antusiasme para penggunanya, terutama di kalangan Frontier dan Cowboy,
timbul karena senjata api ini dapat diisi dengan hingga 5 butir peluru
sekaligus. Sehingga jauh mengalahkan senjata api jenis sebelumnya, yaitu
jenis Flintlock, yang hanya mampu mengusung satu butir peluru saja.
Pistol jenis Flintlock |
Di kawasan yang sangat ganas seperti di Wild West, senjata api dengan
kemampuan ini tentu sangat dibutuhkan, mengingat ada saja timbulnya
ancaman, baik dari para perampok, bandit, dan yang lebih populer seperti
di film-film Koboi adalah musuh bersenjatakan panah dan busur dari suku
Indian yang jumlahnya sangat banyak. Sehingga untuk melawan musuh-musuh
tersebut, dibutuhkan senjata api yang dapat memuntahkan tembakan
berkali-kali tanpa harus mengisi peluru setiap kali sehabis menembak.
Terminologi :
Dilihat dari sudut pandang definisi, memang belum semua kalangan sepakat
dengan perbedaan istilah Pistol dan Revolver. Meski demikian, sejumlah
situs menyimpulkan definisi Pistol di mana Pistol adalah tipe senjata
api yang memiliki sebuah ruang untuk menembakkan sebutir peluru atau ruang tembak (chamber) yang terintegrasi dengan larasnya (barrel).
Sementara Revolver disematkan kepada kategori senjata api yang memiliki sebuah bagian berbentuk silinder yang berputar (revolve) yang mana silinder tersebut berisi beberapa kamar tembak (multiple chambers).
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa pengistilahan ini belum
disepakati bersama, terutama di kalangan militer, terbukti bahwa militer
Inggris masih menyebut revolver organik mereka dengan sebutan Pistol Revolver.
Mekanisme
Berbicara tentang mekanisme kerja atau sistem penembakan senjata api
genggam ini, sebenarnya ada beberapa jenis, mulai dari sistem penembakan satu kali (single shot), sekali tembak beberapa peluru melesat secara bersamaan (harmonica barrels pistol), hingga sistem penembakan revolver dan mekanisme pistol pengisian sendiri (self-loading). Dua mekanisme terakhir ini yang akan dibahas sesuai topik tulisan.
Mekanisme Revolver :
Sesuai dengan namanya, Revolver, tipe senjata api ini memiliki beberapa
bagian utama, yaitu laras, blok silinder yang berisi beberapa kamar
peluru, gagang (hand grip), pemicu (trigger) dan pelatuk/hammer.
Sistem Pengisian satu per satu |
Nenek moyang revolver besutan Samuel Colt ini, pada awalnya sangat
merepotkan dalam hal pengisian peluru. Ketika proses pengisian butir
peluru ke dalam kamar di silinder, harus dilakukan satu demi satu
melalui sebuah celah di sisi kanan frame. Setiap sesudah
memasukkan sebuah peluru ke dalam salah satu kamar dalam silinder,
secara manual silinder harus diputar ke kanan untuk dapat mengisikan
butir peluru ke kamar berikutnya.
Proses ini tentu sangat sulit dan makan waktu ketika dilakukan dalam
kondisi tertentu, seperti ketika berada di atas kuda yang sedang
berjalan, atau ketika sedang berada di dalam sebuah baku tembak. Belum
lagi ketika butir peluru yang biasanya hanya 5 butir habis semua
ditembakkan, untuk membuang selongsong (case) juga harus dilakukan satu demi satu. Betapa merepotkannya.
Sistem Pengisian dengan Speedloader |
Berbeda dengan revolver generasi berikutnya, di mana blok silinder dapat langsung digeser keluar (swing out) melalui sebuah lever bersumbu. Apalagi dengan diciptakannya speedloader,
seorang pengguna dapat langsung memasukkan 6 butir peluru sekaligus ke
dalam silinder dan mengembalikan silinder ke posisi semula untuk
selanjutnya revolver siap ditembakkan.
Kapasitas maksimal sebuah silinder sangat bergantung kepada merk dan
tipe revolver, ada kapasitas silinder hingga 10 bahkan 12 butir. Namun
untuk saat ini yang paling umum di pasaran adalah sebanyak 6 butir.
Pada revolver generasi awal, untuk setiap penembakan, harus diawal dengan proses mengokang, yaitu dengan menarik pelatuk/hammer ke belakang. Ketika pemicu ditarik, pelatuk/ hammer akan memukul bagian primer
dari peluru dan terjadi ledakan mesiu di dalam selongsong yang
berakibat proyektil peluru terdorong sangat kuat melesat meninggalkan
selongsong melalui laras revolver. Demikian proses penembakan berikutnya
dilakukan dengan tahapan yang sama. Proses ini dalam terminologi
senjata api disebut Single-Action (SA).
Generasi Revolver berikutnya memungkinkan aksi penarikan picu
mengakibatkan dua reaksi, yaitu menggerakkan pelatuk ke belakang (sambil
memutar silinder), kemudian dilanjutkan dengan memukulkan pelatuk ke
bagian primer peluru. Mekanisme ini dinamakan Double-Action (DA). Sehingga untuk setiap penembakan, pengguna tidak perlu lagi menarik pelatuk.
Mekanisme Pistol :
Seiring dengan perkembangan teknologi senjata api genggam, ditemukanlah sistem self-loading yang diterapkan pada mekanisme pistol. Pistol ini terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu laras yang menyatu dengan frame, slide (bagian utama yang bergeser), magazine (magazen), pemicu, ejector, extractor, firing pin/striker dan pelatuk/hammer. Pada tipe Hammerless Pistol, pelatuk ini tidak ada.
Pengguna cukup memasukkan magazen berisi beberapa butir peluru dari bawah gagang, kemudian menarik slide ke belakang secara maksimal, melepas safety lever dan pistol siap ditembakkan. Proses menarik slide ke belakang inilah yang disebut mengokang pistol. Pada saat slide ditarik ke belakang, slide akan membawa firing pin ke posisi siap pukul. Dan bersamaan dengan saat slide kembali ke posisi awal, peluru tadi akan terdorong memasuki kamar tembak (firing chamber).
Proses Self-Loading |
Ketika pemicu ditarik, firing pin akan memukul bagian primer peluru
sehingga terjadi ledakan. Ledakan ini berefek ke dua buah gaya
bertekanan sangat tinggi, gaya pertama mendorong proyektil maju melalui
laras melesat menuju sasaran, efek dari gaya kedua adalah mendorong
bagian slide ke belakang untuk memberikan kesempatan pada peluru berikutnya memasuki ruang tembak.
Saat di mana selongsong mendorong slide ke belakang, adalah peran extractor mengait bagian rim selongsong dan peran ejector
membuat selongsong terpental ke luar pistol. Proses ini akan berulang
hingga peluru di dalam magazen habis. Mekanisme penembakan dengan sistem
ini yang akhirnya dikenal secara luas dengan istilah sistem Semi-Automatic Pistol.
Sistem ini cukup rumit, namun sangat digemari karena mudah digunakan,
dan yang lebih kerennya lagi adalah saat proses pengokangan, dapat
menimbulkan 'efek ketakutan' ketika pistol ini digunakan untuk mengancam seseorang.
Catatan dari Sistem Self-Loading
Sejatinya sistem self-loading ini diadopsi dari sistem senapan mesin penemuan seorang berdwi-kewarganegaraan Amerika-Inggris bernama Hiram Maxim pada tahun 1883. Maxim
sendiri setelah penemuan senapan mesinnya tersebut, kemudian menerapkan
ke pistol rancangannya, namun tidak sampai pada proses produksi masal.
Sistem Toggle-Lock yang ditemukan oleh Maxim, justru dimanfaatkan oleh seorang imigran Amerika asal Jerman bernama Hugo Borchardt dan berhasil menerapkan pada pistol besutannya pada tahun 1893 yang kemudian dia beri nama pistol Borchardt C-93.
Namun ternyata pistol temuan Borchardt ini kurang sukses di
pasaran karena kurang stabil sebagai akibat adanya bagian yang
menggelembung di sisi belakang pistol. Sehingga pistol agak sulit dibawa
dan kurang enak dipandang.
Pistol Browning FN M1900 |
Sementara pada era yang sama, di belahan negara Belgia, seorang perancang senjata asal Amerika bernama John Browning, menangkap peluang untuk mengajukan hasil rancangannya pada tahun 1896, dengan sebuah gagasan pistol yang dia beri nama FN M1900. Dengan menggunakan mekanisme self-loading tadi, pistol hasil penemuan Browning ini lah yang menjadi dasar pengembangan pistol-pistol semi-automatic hingga saat ini.
Dengan didukung oleh pabrikan senjata yang berbasis di Belgia, bernama Fabrique Nationale, yang disingkat FN, dan kemudian bekerjasama dengan pabrik senjata Colt di negeri Paman Sam, John Browning terus mengembangkan rancangan senjatanya.
Colt 1911 |
Senjata api yang paling sukses di pasaran dalam sejarah persenjata-apian adalah Colt 1911
yang digadang-gadang sebagai senjata organik militer Amerika selama
lebih satu abad, mulai tahun 1911 hingga saat ini. Yang kedua adalah Browning Hi-Power yang juga dijadikan senjata organik andalan di beberapa negara yang juga sampai saat ini.
Walaupun tentara Amerika kini telah berpaling dengan menyandang Pistol Beretta M9
sebagai senjata organiknya, tetapi beberapa satuan militer tertentu
masih menggunakan Colt 1911, tentunya dengan beberapa modifikasi.
Browning Hi-Power |
Beretta M9 |
Amunisi :
Kedua kategori handgun di atas, selain menggunakan peluru dengan ukuran
dan kaliber yang berbeda, juga memiliki bentuk yang sedikit berbeda,
utama pada bentuk piringan di dasar selongsong (Rim).
Di mana pada jenis revolver, bagian Rim peluru dibuat lebih lebar
yang berfungsi untuk menahan peluru ketika ditempatkan di dalam chamber
di silinder. Sementara pada pistol, rim dengan bentuk seperti itu
dihindari.
Akibatnya, peluru untuk revolver dan pistol Semi-Automatic tidak bisa
saling tukar pakai, selain bentuknya sedikit berbeda, diameter dan
panjang keduanya pun berbeda pula.
Butir Peluru untuk Revolver |
Butir Peluru untuk Pistol Semi-Automatic |
Dengan kedua perbedaan tipe peluru tersebut, maka pada jenis revolver,
peluru tetap berada di dalam silinder pasca penembakan. Sementara pada
kategori pistol semi-otomatis, peluru akan mental ke luar setiap kali
penembakan, dan saat peluru di magazen habis, bagian slide akan berada pada posisi ke belakang.
Hal-hal unik :
Masyarakat Indonesia sering salah ketika menyebutkan jenis pistol yang bermagazen ini dengan nama Pistol FN. Padahal sebagaimana dijelaskan di atas, FN
adalah adalah nama pabrik pistol ciptaan Browning. Dan selain
memproduksi pistol semi-automatic, pabrik senjata yang berbasis di
Belgia ini juga memproduksi senapan serbu laras panjang seperti FN Carbine (FNC) yang kemudian lisensinya dibeli oleh PT. Pindad dan diproduksi dengan nama SS-1. SS-1 yang merupakan singkata dari Senapan Serbu versi 1 ini, masih digunakan oleh TNI dan Polri hingga saat ini.
Kemungkinan istilah FN ini muncul karena bapak-bapak ABRI banyak yang menenteng pistol jenis Colt 1911 atau Browning Hi-Power, di mana keduanya adalah masterpiece seorang John Browning yang sangat erat kaitannya dengan pabrik senjata FN
di Belgia. Selain itu bentuk kedua merk pistol tersebut memang serupa
walau tak sama dan tentunya masyarakat sulit membedakannya. Sehingga
kedua merk pistol tersebut diasosiasikan sebagai produk FN. Untuk
memudahkan penyebutan tipe senjata api yang memiliki magazen di gagang
dan dikokang dengan cara menarik slide ke belakang, maka diistilahkannya hingga saat ini dengan sebutan Pistol FN.
Demikian artikel mengenai Perbedaan Senjata Api Pistol dan Revolver, semoga menambah wawasan bersama.
Sumber Artikel :
https://zonapertahanan.blogspot.com/2017/05/perbedaan-revolver-dan-pistol.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pistol
https://id.wikipedia.org/wiki/Revolver
Tidak ada komentar:
Posting Komentar